Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari 2018

Dulu, aku begitu mengharapkanmu.

Ada pepatah lama yang mengatakan tak kenal maka tak sayang. Sialnya aku lebih dulu "sayang" sebelum mengenalmu. Bagaimana mungkin? Mungkin saja, kita bisa saja jatuh hati meski belum pernah bertemu. Lalu bagaimana? Daring, menjadi salah satu jalan yang memiliki peluang itu. "Jatuh cintanya daring, patah hatinya luring" ini adalah kalimat ter-pahit yang pernah aku alami sebelumnya. Aku pernah... Mengharapkan temu yang tak kunjung kau jamu, mengharapkan rindu yang tak kunjung kau redam, mengharapkan janji yang tak pernah terbukti. Ya, benar. Daring mendekatkan yang jauh dan menjauhkan yang dekat. Bahkan dulu... Aku begitu mengharapkanmu. Menunggu kabar yang tak kunjung ku dapat. Padahal kau hanya membalas pesan ketika sempat. "Aku ini kau anggap apa?" Pertanyaan bodoh yang sudah kuketahui jawabannya. Aku memilih menjauhimu lebih dulu, meski tanpa kau jelaskan berulang kali, aku sudah begitu paham. Bahwa kau memintaku untuk menjauh. Kini, mendengar namamu tak

Kekayaan Alam Indonesia “Desa Adat Badui”

Hutan Itu Indonesia(HII) merupakan sebuah komunitas yang terdiri dari sekumpulan pemuda yang peduli akan hutan yang ada di Indonesia. Komunitas ini berdiri sudah cukup lama, sehingga memiliki relawan yang cukup banyak pula. Beberapa kegiatan yang berkaitan dengan hutan sering mereka selenggarakan. Kampanye yang bertujuan untuk menetapkan hari hutan di Indonesia pun sudah mereka lakukan. Salah satunya mereka menyelenggarakan sebuah lomba katagori blog dan video yang bertemakan tentang pentingnya menjaga hutan. Saya temasuk salah satu peserta yang beruntung karena mendapatkan juara ketiga dalam lomba ini. Adapun hadiah yang saya peroleh melalui katagori blog adalah jalan-jalan gratis ke desa adat Badui. Kegiatan ini berlangsung dari tanggal 16-19 Agustus 2018.  Desa adat badui terletak di Provinsi Banten, kira-kira 40km dari kota Rangkas Bitung. Desa ini cukup terkenal akan adat dan budayanya. Desa ini dibagi menjadi dua yakni desa adat Badui dalam dan desa adat Badui luar. Salah

Cula yang Tersembunyi di Balik Hutan Way Kambas

Indonesia merupakan negara yang kaya akan keanekaragaman hayati dan hewani. salah satu kekayaannya dibuktikan dengan luasnya hutan yang ada di Indonesia hingga mencapai 133.300.543 Hektar. Hutan Indonesia yang begitu luas menjadi alasan dijulukinya Indonesia sebagai salah satu paru-paru dunia. Pepohonan yang ada di hutan menghasilkan oksigen melalui proses fotosintesis. Tidak hanya itu, masih banyak potensi hutan di Indonesia jika dimanfaatkan dengan baik. Salah satunya adalah hutan di Taman Nasional Way Kambas(TNWK) Lampung. Taman Nasional adalah kawasan pelestarian alam yang mempunyai ekosistem asli, dikelola dengan sistem zonasi yang dimanfaatkan untuk tujuan penelitian, ilmu pengetahuan, pendidikan, menunjang budidaya, pariwisata dan rekreasi. Taman Nasional Way Kambas sebagai ASEAN Heritage Park ke-36 memiliki luas 125.621,30 hektar merupakan habitat dari lima mamalia besar di Sumatra yaitu Gajah Sumatra, Badak Sumatra, Harimau Sumatra, Beruang Madu, dan Tapir. Taman Nasional ya

“Menolak Lupa” Bayar Pajak

Indonesia merupakan salah satu Negara berkembang, sehingga perlu adanya pembenahan baik dalam hal sumber daya manusia maupun pembangunan kota.   Populasi penduduk Indonesia berdasarkan sensus pada tahun 2016 sebesar 261,1 juta penduduk, yang akan bertambah maupun berkurang setiap menit bahkan detiknya. Mengingat adanya kematian dan kelahiran yang silih berganti. Jumlah yang cukup untuk membangun Indonesia lebih baik kedepannya. Indonesia memiliki manusia usia produktif yang mumpuni untuk mendukung kemajuan bangsa Indonesia. Pendapatan perkapita masyarakat Indonesia sebesar 47,96 juta (2016) dilatarbelakangi oleh berbagai jenis pekerjaan rakyat Indonesia yang beragam mulai dari pekerja kantoran, berkebun, petani maupun pekerja sebagai buruh pabrik.                 Negara Indonesia merupakan Negara yang kaya akan SDA(Sumber Daya Alam) dan SDM(Sumber Daya Manusia). Apabila sumberdaya tersebut dapat dikelola dengan baik tidak menutup kemungkinan Indonesia dapat menjadi salah sat

Penantian tak Berujung

Penantian tak Berujung Karya: Fifi Nurhafifah Kini hanya aku yang masih merasakan kehadiranmu, mereka melupakan begitu saja setelah kau pergi. Tapi aku yakin kita akan bertemu lagi entah dimana dan kapan waktunya. Rintik hujan perlahan mengguyur tubuhku menyisakan kepahitan yang teramat dalam, kau yang seharusnya duduk disampingku kini telah menghilang dan tak akan pernah kembali. “Cia ayo kita pulang nak!” panggilan itu yang terus berulang, yang dapat kupastikan itu adalah suara ibu. Aku hanya dapat terpaku melihat gundukan tanah didepanku. Aku masih tak percaya Bagus meninggalkan ku secepat ini. Nisan yang bertuliskan namanya pun hanya dapat ku peluk dengan erat, berusaha ku keluarkan semua perasaanku yang teramat dalam padanya. Dengan tersedu-sedu aku masih sempat menaburkan bunga diatas pusaranya. “nak ayo pulang nanti kamu sakit, sudahlah ikhlas kan saja Bagus ia pasti akan ikut sedih melihat kamu seperti ini cia” kata ibu menenangkan. Bagaimana mungkin aku bisa