Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Februari, 2018

Dulu, aku begitu mengharapkanmu.

Ada pepatah lama yang mengatakan tak kenal maka tak sayang. Sialnya aku lebih dulu "sayang" sebelum mengenalmu. Bagaimana mungkin? Mungkin saja, kita bisa saja jatuh hati meski belum pernah bertemu. Lalu bagaimana? Daring, menjadi salah satu jalan yang memiliki peluang itu. "Jatuh cintanya daring, patah hatinya luring" ini adalah kalimat ter-pahit yang pernah aku alami sebelumnya. Aku pernah... Mengharapkan temu yang tak kunjung kau jamu, mengharapkan rindu yang tak kunjung kau redam, mengharapkan janji yang tak pernah terbukti. Ya, benar. Daring mendekatkan yang jauh dan menjauhkan yang dekat. Bahkan dulu... Aku begitu mengharapkanmu. Menunggu kabar yang tak kunjung ku dapat. Padahal kau hanya membalas pesan ketika sempat. "Aku ini kau anggap apa?" Pertanyaan bodoh yang sudah kuketahui jawabannya. Aku memilih menjauhimu lebih dulu, meski tanpa kau jelaskan berulang kali, aku sudah begitu paham. Bahwa kau memintaku untuk menjauh. Kini, mendengar namamu tak

Penantian tak Berujung

Penantian tak Berujung Karya: Fifi Nurhafifah Kini hanya aku yang masih merasakan kehadiranmu, mereka melupakan begitu saja setelah kau pergi. Tapi aku yakin kita akan bertemu lagi entah dimana dan kapan waktunya. Rintik hujan perlahan mengguyur tubuhku menyisakan kepahitan yang teramat dalam, kau yang seharusnya duduk disampingku kini telah menghilang dan tak akan pernah kembali. “Cia ayo kita pulang nak!” panggilan itu yang terus berulang, yang dapat kupastikan itu adalah suara ibu. Aku hanya dapat terpaku melihat gundukan tanah didepanku. Aku masih tak percaya Bagus meninggalkan ku secepat ini. Nisan yang bertuliskan namanya pun hanya dapat ku peluk dengan erat, berusaha ku keluarkan semua perasaanku yang teramat dalam padanya. Dengan tersedu-sedu aku masih sempat menaburkan bunga diatas pusaranya. “nak ayo pulang nanti kamu sakit, sudahlah ikhlas kan saja Bagus ia pasti akan ikut sedih melihat kamu seperti ini cia” kata ibu menenangkan. Bagaimana mungkin aku bisa