Tubuh ini sudah mulai lelah, ingin sekali segera berbaring untuk meregangkang otot-otot.
Tubuh ini sudah mulai lelah, banyak rasa sakit di persendian
yang sudah mulai terasa.
Tubuh ini sudah mulai lelah, tak kuat menahan kantuk,
sesekali aku menguap.
Aku lelah, ingin mengizinkan tubuh ini untuk segera
beristirahat.
Sayangnya….
Saat ini bukan waktu yang tepat untuk beristirahat, bukan
waktu yang tepat untuk memejamkan mata, merenggangkan otot atau sekadar
menyembuhkan sendi-sendi yang terasa sakit.
Ini waktunya aku untuk tetap terjaga. Memandang apa yang
seharusnya dipandang, mengerjakan apa yang harus dikerjakan dan mengakhiri apa
yang sudah aku mulai.
“Tapi aku lelah, bagaimana mungkin aku membiarkan tubuh ini
bekerja tanpa istirahat” ujar hati kecil.
“Tidak, sampai kapanpun kau tak boleh beristirahat” tegas
otak.
Hati dan pikiranku sedang beragumentasi. Sial, hal ini
membuatku pusing dan berdebar.
Bagaimana mungkin aku membiarkan otak dan hati bertikai.
“berhentilah berpikir wahai otak, dan berhentilah merasakan
wahai hati” kataku.
Aku tertegun beberapa saat, kembali mengawasi sekelilingku.
Tidak ada yang melihat aku berbuat apa.
Hati benar, aku harus tetap beristirahat.
Hal ini bukan semata-mata aku mengabaikan otak, namun ini
satu-satunya cara agar ambisi diotakku dapat direalisasikan.
Aku tidak akan tidur lama, aku hanya menghilangkan penat
sesaat. Aku berjanji akan kembali bangun esok hari (jika nyawa masih di kandung
badan).
Komentar
Posting Komentar