Langsung ke konten utama

Dulu, aku begitu mengharapkanmu.

Ada pepatah lama yang mengatakan tak kenal maka tak sayang. Sialnya aku lebih dulu "sayang" sebelum mengenalmu. Bagaimana mungkin? Mungkin saja, kita bisa saja jatuh hati meski belum pernah bertemu. Lalu bagaimana? Daring, menjadi salah satu jalan yang memiliki peluang itu. "Jatuh cintanya daring, patah hatinya luring" ini adalah kalimat ter-pahit yang pernah aku alami sebelumnya. Aku pernah... Mengharapkan temu yang tak kunjung kau jamu, mengharapkan rindu yang tak kunjung kau redam, mengharapkan janji yang tak pernah terbukti. Ya, benar. Daring mendekatkan yang jauh dan menjauhkan yang dekat. Bahkan dulu... Aku begitu mengharapkanmu. Menunggu kabar yang tak kunjung ku dapat. Padahal kau hanya membalas pesan ketika sempat. "Aku ini kau anggap apa?" Pertanyaan bodoh yang sudah kuketahui jawabannya. Aku memilih menjauhimu lebih dulu, meski tanpa kau jelaskan berulang kali, aku sudah begitu paham. Bahwa kau memintaku untuk menjauh. Kini, mendengar namamu tak

Apa kabar Bahasa Indonesia?

Bahasa negara ialah bahasa Indonesia, pernyataan tersebut terdapat pada pasal 36 UUD 1945. Bahasa Indonesia merupakan bahasa persatuan yang berfungsi sebagai alat komunikasi. Tujuan bahasa itu sendiri adalah agar masing-masing orang baik penyampai atau penerima informasi mengetahui tujuan tau inti dari pokok pembicaraan. Awal mula bahasa Indonesia dijadikan sebagai bahasa persatuan adalah ketika lahirnya sumpah pemuda  pada 28 Oktober 1928. Yang berisi tentang perjanjian dan tekad para pemuda Indonesia yaitu menjunjung tinggi bahasa persatuan bahasa Indonesia. Perkembangan bahasa dewasa ini cukup meluas, mengingat berbagai macam bahasa yang biasa digunakan dikalangan remaja sudah sangat banyak dan beragam. Misalnya mereka lebih senang menggunakan kata contact person dari pada narahubung. Mereka menganggap bahasa tersebut kurang eksis karena pengguna istilah tersebut masih tergolong cukup sedikit.                                 
Mirisnya, arus globalisasi turut menjadi salah satu faktor bahasa Indonesia menjadi kurang eksis dikalangan remaja.. Remaja lebih merasa percaya diri atau bangga ketika menggunakan istilah asing. Karena bahasa Indonesia diangggap kurang menarik. Padahal jika ditelisik lebih dalam pemahaman para remaja tentang bahasa Indonesia itu sendiri masih dikatakan rendah. Memang, bahasa Indonesia merupakan bahasa ibu atau bahasa sehari-hari yang biasa digunakan. Tetapi jika masing-masing dari diri remaja tidak mengutamakan dalam hal penggunaannya, maka kecil kemungkinan bahasa Indonesia dapat menjadi salah satu bahasa Internasional. Sebagai seorang pemuda tentunya kita berkewajiban untuk mengutamakan bahasa Indonesia, terlebih jika dapat menggunakannya dengan baik dan benar.                                                    
 Bahasa yang baik adalah bahasa yang tepat penggunaanya, biasanya dalam percakapan secara langsung. Seseorang yang baik bahasanya akan piawai dalam pemilihan kosa kata atau istilah yang akan ia sampaikan. Ia akan paham kepada siapa ia berbicara sehingga istilah yang digunakanpun akan lebih sederhana atau cukup tinggi tergantung latar belakang lawan bicaranya. Sedangkan bahasa dapat dikatakan benar jika bahasa atau tulisan tersebut sesuai dengan pedoman umum ejaan bahasa Indonesia dan juga mengacu pada kamus besar bahasa Indonesia. Remaja sebagai generasi muda sudah seharusnya menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar sebagai salah satu upaya pelestarian bahasa Indonesia. Saat ini sudah banyak tenaga kerja asing yang masuk ke Indonesia dan mereka berusaha untuk mempelajari bahasa kita sebagai salah satu cara mereka agar dapat masuk dan mengetahui kebudayaan kita. Ada rasa bangga ketika bahasa kita dipelajari oleh Negara lain seperti Kanada, Jepang, Vietnam, Australia, Ukraina, Korea Selatan. Namun, miris ketika orang asing lebih memahaminya daripada kita rakyat Indonesia sendiri. Maka dari itu, agar kita tidak menjadi pembantu di negeri sendiri mari para remaja dan generasi muda kita utamakan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan, lestarikan bahasa daerah sebagai salah satu kekayaan budaya nasional dan kuasai bahasa asing sebagai salah satu alat komunikasi internasional. Bukan malah mengutamakan bahasa asing yang notabene bukan bahasa persatuan kita. Jadilah remaja cerdas yang dapat menggunakan bahasa sesuai waktu dan tempatnya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kau dan Aku Adalah

Senang itu, ketika senyum simpul muncul dari kedua bibirmu. Terlebih karena aku. Sedih itu, ketika raut kekecewaan tergambar jelas diwajahmu. Lantaran aku. Canda itu, ketika kau bilang cinta. Ternyata hanya pura-pura. Candu itu senyummu, luka itu sedihmu dan bahagia itu ketika kau dan aku sungguh bisa besatu. Nyatanya, semesta tak memberikan ruang lebih kepada sang waktu. Sekadar mewujudkan yang semu menjadi temu. Faktanya, Tuhanpun berencana demikian, takdir tak membuat kau hadir meski hatiku ketar-ketir. Semua tampak nyata dalam imajinasiku. Maaf, mungkin ini sedikit halu. Aku sadar, karena sampai kapanpun. Kau dan aku adalah sebuah ketidakmungkinan.

Cula yang Tersembunyi di Balik Hutan Way Kambas

Indonesia merupakan negara yang kaya akan keanekaragaman hayati dan hewani. salah satu kekayaannya dibuktikan dengan luasnya hutan yang ada di Indonesia hingga mencapai 133.300.543 Hektar. Hutan Indonesia yang begitu luas menjadi alasan dijulukinya Indonesia sebagai salah satu paru-paru dunia. Pepohonan yang ada di hutan menghasilkan oksigen melalui proses fotosintesis. Tidak hanya itu, masih banyak potensi hutan di Indonesia jika dimanfaatkan dengan baik. Salah satunya adalah hutan di Taman Nasional Way Kambas(TNWK) Lampung. Taman Nasional adalah kawasan pelestarian alam yang mempunyai ekosistem asli, dikelola dengan sistem zonasi yang dimanfaatkan untuk tujuan penelitian, ilmu pengetahuan, pendidikan, menunjang budidaya, pariwisata dan rekreasi. Taman Nasional Way Kambas sebagai ASEAN Heritage Park ke-36 memiliki luas 125.621,30 hektar merupakan habitat dari lima mamalia besar di Sumatra yaitu Gajah Sumatra, Badak Sumatra, Harimau Sumatra, Beruang Madu, dan Tapir. Taman Nasional ya

Pengaruh Pola Pikir Generasi Muda, Terhadap Perkembangan Literasi

Indonesia merupakan sebuah Negara dengan kebudayaan yang sangat beragam. Salah satunya dalam hal agama. Terdapat enam agama yang diakui di Indonesia antara lain: Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Buddha, dan Konghucu. Sudah menjadi rahasia umum bahwa Indonesia merupakan penganut agama Islam terbesar di dunia. Pada tahun 2010 sekitar 87,18% dari 237.641.326 penduduk di Indonesia memeluk agama Islam. Oleh karena itu, perkembangan literasi di Indonesia bahkan dunia, tidak lepas dari kontribusi generasi muda Islam. Literasi selain dikenal sebagai kemampuan menulis dan membaca, juga dapat diartikan sebagai kemampuan individu dalam mengolah informasi dan pengetahuan untuk kecakapan hidup. Islam dan literasi cukup erat kaitannya. Menurut keyakinan umat Islam, perintah membaca sudah ada sejak zaman dahulu. Tepatnya, ketika Allah menurunkan ayat Alquran berupa surah al-alaq ayat 1-5 kepada Nabi Muhammad Saw. pada saat beliau bertafakur di gua Hira. Iqro “Bacalah” merupakan perintah pertama All